Wednesday, July 20, 2011

Mana Milik Kita?

Hari ini hujan turun di tengahari. Alhamdulillah. Kepanasan tengahari berganti dengan kedinginan yang mengiringi hujan. Itulah kuasa Allah.

Semasa duduk di bangku surau untuk membuka kasut, sempat bertegur sapa dengan seorang teman sekerja. Kata saya, "Kita ini tiada kepayahan, melainkan kepayahan itu Allah yang bagi. Kita ini tiada kesenangan, melainkan Allah yang bagi." Hj Hashim teman saya itu mengangguk-angguk. Hj Hashim ini seorang muslim Jepun yang berkahwin dengan warga Malaysia.

Kita ini tiada penyakit, melainkan Allah memberi penyakit itu. Maka bergantung haraplah pada Allah mohon disembuhkan penyakit kita itu. Dialah yang berkuasa menyembuhkan penyakit kita itu. Namun jangan lupa makan ubat dan berusaha berubat. Itu menjadi asbab untuk Allah memberi kesembuhan itu. Tapi bukan ubat itu yang menyembuh, tapi Allah yang menyembuh. Buktinya kata saya, "Jika Hj Hashim makan ubat dan saya makan ubat itu. Pening kepala Hj Hashim hilang, tapi pening kepala saya tidak pula hilang." Hj Hashim terus mengangguk-angguk tanpa bersuara. Saya pun bangkit untuk mengambil wudhuk.

Ustaz Zahidi tempoh hari menjelaskan apa yang berlaku tidak terlepas dari Allah. Kesemua dari Allah. Apabila ditimpa sesuatu penyakit atau sesuatu dugaan dan cabaran kecil atau besar, maka ucapkan Alhamdulillah. Kerana ia anugerah Allah.

Marilah kita sama-sama mencari kemuliaan di bulan Syaaban. Maka berjinak-jinaklah dengan Allah. Basahkan bibir dengan zikrullah. Bimbang Allah tarik balik nikmat ibadah. Harap Allah terima ibadah kita. Harap Allah memanjangkan usia kita untuk dapat bertemu bulan Ramadan.

Janganlah hendaknya ibadah puasa kita tahun ini menjadi puasa balas dendam lagi. Setelah penat berlapar dan kehausan di siang hari maka kita balun sakan semasa berbuka itu. Kita balas dendam atas kelaparan tadi. Ucapkan selamat tinggal untuk puasa balas dendam.

Ibadah puasa ini untuk melahirkan ketakwaan. Suloh dengan matahati takut taat tidak diterima Allah. Supaya Allah terima maka ikhlas dalam ibadah, maka harap Allah terima. Takut dosa tidak diampun Allah, maka banyakkan beristighfar.

Hal ibadah ini, kena ada orang selalu mengingatkan. Maka sentiasalah hadir ke majlis ilmu. Janganlah tidak hadir majlis ilmu melebihi 3 hari takut hati mati. Kita belajar, belajar, dan belajar untuk cari ilmu bagi suloh diri untuk kenal diri untuk kenal Allah. Kita takut tanggal iman tanggal Islam atau rusak iman. Maka sediakan ilmu. Bersihkan hati.

Semalam saya menonton sebuah video di laman web thedeenshow.com mengenai seorang penyanyi rap UK yang terkenal berasal dari Jamaica. Dia telah mendapat hidayah dan memeluk Islam. Katanya dia telah mendapat segala kemewahan dalam hidup, namun apabila ia mendapat semua itu dia masih merasa kekosongan. Apabila seorang kawannya bercerita perihal Islam, tentang 'Judgement Day' bagaimana setiap perlakuan kita di muka bumi ini akan di kira. Dan bagaimana seseorang itu bertanggungjawab atas segala perlakuannya. Maka pada detik itulah hidayah Allah menusuk ke jiwanya untuk menerima Islam, dan kini dia menjadi pendakwah untuk berkongsi pengalaman hidup dan mengajak anak-anak muda yang tiada arah tuju itu untuk di bimbing menuju jalan yang lurus. Perubahan dari seorang rapper tersohor menjadi pengajak kebenaran. Semuanya atas bidang kuasa dan pengetahuan Allah.

Ya Allah tempatkan kami ke tempat yang mulia. Takut dan harap. Tiada pada yang lain kecuali Allah. Harap Allah temukan kita dengan Ramadan. Ramadan bukan biasa-biasa tapi luarbiasa. Berilah sambutan yang luarbiasa. Sebelum itu buat persediaan rapi luarbiasa di ruang 12 hari bulan Syaaban yang berbaki ini.

Mari kita renung bait2 lirik lagu dendangan Rabbani ini:-

Mana milik kita
Tidak ada milik kita
Semua yang ada
Allah yang punya

Tidak ada kita punya
Kita hanya mengusahakan saja
Apa yang kita dapat
Allah sudah sediakannya

Kita Allah punya
Dunia ini ciptaan-Nya
Miliklah apa saja

Tidak terlepas dari ciptaan-Nya

Mana kita punya
Tidak ada kepunyaan kita
Kita hanya mengusahakan

Apa yang telah ada

Mengapa kita sombong
Memiliki Allah punya
Mengapa tidak malu
Kepada Allah yang empunya

Patut bersyukur kepada Allah
Yang memberi segalanya
Malulah kepada Allah

Kerana milik Ia punya

Janganlah berbangga
Apa yang ada pada kita
Kalau Allah tidak beri
Kita tidak punya apa-apa

Janganlah mengungkit
Mengungkit jasa kita
Jasa kita di sisi-Nya
Yang sebenarnya Allah punya

Marilah kita bersyukur
Bukan berbangga
Bersyukur kepada Allah

Bukan mengungkit jasa

Gunakanlah nikmat Allah itu
Untuk khidmat kepada-Nya
Selepas itu lupakan saja
Agar tidak mengungkit-ungkitnya

Lirik: Rabanni - Mana Milik Kita

@@@

2 comments:

yushida03 said...

sesungguhnya kita ini hamba..

antara lirik nasyid yang terkena on the dot menusuk dalam hati... alFatihah untuk arwah Ustaz Asri..

School Of Tots said...

TQ yushida03. Lirik lagu yg membina dan mengajak pada kebaikan. Semoga ia memberi keinsafan dan pengharapan.

ISU PENDIDIKAN

Saya terbaca sebuah posting yg sangat baik yg berupa luahan rasa seorg guru yg dedikasi perihal sistem pendidikan di sekolah yg sudah acap k...